Resume Ke -4
Gelombang Ke-28
Tanggal 16 Januari 2023
Tema : Menulis Dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Pd
Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd
Asslamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah Saya Ucapkan Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena telah diberi kesehatan, Kekuatan serta kesempatan mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara Gelombang ke-28 pertemuan ke-4. Senin malam ini saya akan belajar dengan Narasumber yang berbeda lagi, sudah empat pertemuan dan empat narasumber hebat diantaranya Dr. Wijaya Kusumah (peretmuan 1), Dra. Sri Sugiastuti M.Pd. (pertemuan 2), Aam Nurhasanah S.Pd, (pertemuan 3), Eko Daryono, S.Pd (pertemuan 4). Kewajiban peserta adalah menyelsaikan 30 pertemuan berarti ada 26 narasumber hebat akan menemani kami (peserta) diruang diskusi KBMN G 28 ini hingga akhir.
Baiklah sahabat literasi malam ini saya akan berbagi hasil menyimak di ruang pertemuan kelas belajara menulis bersama narasumeber hebat Bapak Eko Daryono, S.Pd dan moderator Cantik Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd.
Bu Nur Dwi Yanti, S.Pd selaku moderator mulai membuka pertemuan dengan mengapresiasi semangat peserta KBMN 28 dalam menyampaikan resume pelatihan menunjukkan minat dan motivasi yang luar biasa dalam kegiatan menulis. Beliau (moderator) teringat salah satu tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan passion sebagai “the fuel for will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya. Inilah komitmen dan konsisten dalam menulis, sama halnya saat kita melakukan suatu analisis, menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita kenal karya ilmiah. Namun sayangnya terkadang karya ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari dan di perpustakaan dan terkadang terlupakan.
Sesuai dengan isi tema pada pertemuan ini akan menjadikan karya ilmiah menjadi sebuah buku. Menulis Buku dari Karya Ilmiah yang akan disampaikan oleh Narasumber yang hebat Bapak Eko Daryono, S.Pd. Pertemuan ini seperti pertemuan sebelumnya dibagi menjadi dua sesi, pertama sesi materi ke dua sesi tanya jawab
Sekilas kita mengenal Bapak Eko Daryono, S.Pd yang akrab dipanggil Mr. Yons sosok guru yang bersahaja yang tergerak dan menggerakan dan membawa dampak bagi dirinya serta lingkungan. Selain sebagai pengajar, juga sebagai penulis, narasumber serta memiliki prestasi yang luar biasa. Pengajar
kursus PKBM (1998-2000), Tata usaha Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
(1999-2000), Pengelola percetakan Prima Media (1998-2004), Dewan
redaksi jurnal ilmiah Cakrawala (Karanganyar), Ganeca dan Rajawali (Sukoharjo),
dan Profesi (Klaten) (2010-2014). Adapun Prestasi yang pernah diraih
adalah Juara I Lomba Penulisan Karya Ilmiah Tingkat Kabupaten
(2008), Juara II Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten (2009). Pengalaman
sebagai Narasumber Menulis via Wa Group sebelumnya Kelas Menulis Buku
Inspirasi (NTT), Kelas Penulis Cilik Surabaya, Kelas Menulis
Rumah Produktif Indonesia (NTT), Kelas Menulis GEMA AGUPENA, Kelas
Menulis Writing Is My Passion - PMA Istikhamah. Karya-karya yang telah
ditulis baik solo maupun antologi Kesejarahan (14 buku), Budaya Lokal
(10 buku), Penelitian Ilmiah (2 Karya), Antologi (4 buku)
Mr. Yons menyapa rekan-rekan narasumber hebat serta kepada seluruh perserta yang telah hadir di group ini. Juga ucapan terimakasih beliu kepada IGTIK PGRI, founder KBMN PGRI, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. atas undangan untuk menjadi salah salah satu narasumber malam ini. Mr. Yons Juga menaruh harapan besar kepada semua yang berada di group ini agar meluruskan niat untuk belajar dan memperteguh minat untuk menerbitkan buku khususnya solo karier. Kilas balik ke kelas Omjay, ternyata Mr. Yons juga bagian dari Akademinya Omjay. Kebetulan berada di Angkatan ke-12.
Narasumber mulai membahas tentang Tema. Tema sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku Meski demikian, standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi
KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Apa sajakah yang termasuk KTI ?
Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku
KTI Nonbuku antara lain :
- KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi
- KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal
- KTI berupa ulasan atau resensi
KTI Buku :
- Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi
- Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan
- Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding
Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas
Bagaimana struktur penulisan KTI ?
Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.
Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku ?
Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI
Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.
Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku ?
Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).
Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
Contoh buku konversi dari hasil penelitian Mr. Yons :
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah
Modifikasi Bab I
Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.
Pada konversi PTK yang dibuat Mr. Yons, pendahuluan dirubah dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.
Modifikasi Bab II
Susunan bab dan sub bab di atas dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :
Modifikasi Bab IIISubstansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya
Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan
Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3. Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan sebagai contohnya berikut ini :
Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan
Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Dalam contoh yang diberikan, Bab IV STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung. Mr. Yons pernah mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan.
Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan.Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.
Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.
Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku?
Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya. Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan
Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis. Keempat, modifikasi bahasa buku. Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB.
Ternyata materi menulis dari karya ilmiah ini cukup banyak, saya perlu banyak belajar lagi dan membaca buku-buku Pak Eko Daryono, S.Pd yang akrab dipanggil Mr. Yons oleh moderator pada pertemuan ini. Mudah mudahan resume pertemuan ke-4 ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
SALAM LITERASI 👏👏👏👏
Mantap dan panjaang.. 👍👍
BalasHapus